Sabtu, 18 Juni 2016

8. Produksi

Pengertian Produksi dan Tujuan Produksi - Setelah pada kesempatan yang lalu sudah membahas tentang salah satu kegiatan ekonomi yang pertama, yaitu konsumsi. Dari mulai pengertian, tujuan dan motif konsumsi sampi padafaktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi.

Setelah mempelajari konsumsi, baru kemudia kegiatan ekonomi yang kedua yaitu produksi. Semua barang-barang yang kita konsumsi setiap hari merupakan hasil daripada suatu produksi. Contoh hasil produksi seperti motor, meja, kursi, tas, pakaian, sepatu, lemari dan lain sebagainya.

Pengertian Produksi

Produksi mempunyai pengertian adalah suatu kegiatan untuk menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang memenuhi kebutuhan. Orang atau badan yang melakukan kegiatan produksi disebut dengan produsen. Berdasarkan pengertian tersebut maka produksi mengandung dua hal pokok, sebagai berikut :
  1. Menciptakan nilai guna. Misalnya, membangun rumah, membuat pakaian, membuat tas, membuat sepeda dan lain sebagainya.
  2. Menambah nilai guna. Misalkan, memperbaiki televisi, memperbaiki sepatu, memperbaiki atau memodifikasi mobil/motor dan lain sebagainya.

7. Marketing

A. Penjelasan Marketing
Pemasaran atau marketing adalah suatu rangkaian kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen. Caranya dengan membuat produk, menentukan harganya, tempat penjualannya dan mempromosikan produk tersebut kepada para konsumen.
Atau definisi marketing yaitu perpaduan antara aktivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk dapat mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen sehingga perusahaan dapat mengembangkan produk, harga, pelayanan dan melakukan promosi supaya kebutuhan konsumen dapat terpenuhi serta perusahaan mendapatkan keuntungan. Itulah beberapa penjelasan mengenai marketing pilih yang mana saja karena semua intinya sama.
Marketing memang sangat erat kaitannya dengan aktivitas kehidupan kita sehari-hari sebab objeknya ialah Konsumen. Biasanaya kita sebagai konsumen sering dihadapkan pada beberapa pilihan seperti memilih merek dari produk tertentu yang hendak kita beli, dimana kita akan membelinya dan menentukan waktu maupun kualitas saat melakukan pembelian. Jadi kita sebagai konsumen dapat dijadikan informasi yang dibutuhkan oleh para Marketer dalam melakukan kegiatan marketing.
Dengan adanya marketing para konsumen tidak perlu memenuhi kebutuhannya secara sendiri-sendiri. Karena dengan melakukan pertukaran dengan para pelaku marketing, konsumen dapat memenuhi kebutuhan maupun kepuasannya dengan mendapatkan produk ataupun jasa.
Bagi perusahaan, marketing memang merupakan kegiatan yang memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan maju-mundurnya perusahaan, karena marketing memiliki fungsi untuk menghasilkan pemasukan. Semakin besar pemasukan maka perusahaan akan semakin maju dan berkembang, sedangkan jika pemasukan kurang atau kecil maka perusahaan akan mengalami kemunduran.

6. Risk

Pengertian risiko dapat dijelaskan sebagai berikut. Pengertian pertama adalah : ketidakpastian (uncertainty) yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian (loss). Pengertian risiko yang kedua adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa (Arthur Williams, Risk Management).
Jenis risiko, yang terbagi menjadi tiga, yakni :
• Ketidakpastian ekonomi (economic uncertainty). Contoh dari ketidak pastian ekonomi antara lain adalah hasil kompetisi bisnis, atau juga akibat globalisasi ekonomi. Dengan adanya globalisasi, maka ada begitu banyak variabel yang saling berhubungan, sehingga menimbulkan ketidakpastian. Naiknya harga minyak, krisis finansial, atau juga melemahnya dolar adalah sejumlah contoh tentang ketidakpastian ekonomi.
• Ketidakpastian alam (nature uncertainty). Berbagai bencana alam acapkali datang dengan tidak terduga. Ada gempa bumi, tsunami atau juga banjir bandang yang tiba – tiba melanda.
• Ketidakpastian perilaku manusia (human uncertainty). Banyak manusia yang tidak memiliki sikap disiplin yang tinggi. Contoh pengendara sepeda motor yang perilakunya acapkali melanggar aturan; sehingga menimbulkan ketidakpastian dalam pengaturan lalu lintas.
Wujud dari risiko adalah sesuatu yang harus ditanggung jika risiko itu menjadi kenyataan. Wujudnya terbagi dalam tiga aspek yakni:
1. Berupa kerugian atas harta milik/kekayaan atau penghasilan. Misal akibat tidak teliti, maka sesorang akan terkena risiko pin kartu ATM-nya disadap, sehingga terjadi pencurian uangnya di tabungan.
2. Berupa penderitaan seseorang. Akibat kecelakaan kerja, membuat risiko luka atau sakit yang parah.
3. Berupa tanggungjawab hukum. Risiko akibat adanya sengketa kepemilikan tanah dengan pihak lain. Sehingga harus ada proses hukum
.

5. Cost

Biaya (cost) adalah pengorbanan sumber daya yang dilakukan untuk memperoleh manfaat
Beban (expense) adalah biaya yang dibebankan (matched) dengan pendapatan (revenue) dalam suatu periode akuntansi.
Obyek Biaya (Cost Object) adalah unit atau aktivitas dimana biaya diakumulasikan dan diukur. Unit atau aktivitas itu dapat berupa: produk, order, departemen, divisi, proyek.

Traceability of Cost to Cost Object menghasilkan:
Direct Cost (Biaya langsung)
Indirect Cost (Biaya tidak langsung)

KLASIFIKASI BIAYA

Biaya Pabrikasi/Manufacturing Cost diklasifikasikan dalam:
Bahan Langsung (Direct Material).
Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor).
Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead) yaitu biaya selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung.
Biaya Non-pabrikasi/Commercial Expenses diklasifikasikan dalam:
Biaya Pemasaran yaitu biaya yang diperlukan untuk memperoleh pesanan dan menyediakan produk bagi pelanggan
Biaya Administrasi yaitu biaya yang dibutuhkan untuk mengelola organisasi dan menyediakan dukungan bagi karyawan
Prime Cost (Biaya Utama) adalah jumlah bahan langsung dan tenaga kerja langsung
Conversion Cost (Biaya Konversi) adalah jumlah tenaga kerja langsung dan overhead pabrik

Volume Produksi diklasifikasikan dalam:
Biaya Variabel yaitu biaya yang berubah secara proporsional sesuai dengan volume kegiatan.
Biaya Tetap yaitu biaya yang tidak berubah karena perubahan volume kegiatan dalam rentang yang relevan
Biaya Campuran yaitu biaya yang mempunyai komponen variable dan tetap
Departemen diklasifikasikan dalam:
Common Cost (Biaya bersama) yaitu biaya yang berasal dari penggunaan fasilitas atau jasa oleh dua departemen atau lebih.
Joint Cost (Biaya Gabungan) yaitu biaya yang terjadi dalam proses produksi yang menghasilkan dua atau lebih produk jadi.

Periode Akuntansi diklasifikasikan dalam:
Capital Expenditure (Belanja Modal) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
Revenue Expenditure (Pengeluaran Pendapatan) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh manfaat pada periode akuntansi yang sama dan dicatat sebagai beban.

Pengambilan Keputusan, Pelaksanaan, dan Evaluasi diklasifikasikan dalam:
Differential /Marginal/Incremental Cost yaitu perubahan biaya sebagai akibat pemilihan alternatif tindakan tertentu.
Opportunity Cost (Biaya kesempatan) yaitu pendapatan/manfaat yang hilang apabila alternatif tertentu dipilih
Sunk Cost yaitu biaya yang telah dikeluarkan dan ternyata tidak relevan dengan keputusan
Avoidable dan Unavoidable Cost

Controllable/Uncontrollable Cost

4. profit

Dalam akuntansi, laba mengacu pada perbedaan antara pembelian dan biaya komponen barang dan / atau jasa yang diberikan, dan operasi atau biaya lainnya. Dalam teori ekonomi mikro neoklasik, keuntungan jangka memiliki dua makna terkait namun berbeda.
Keuntungan normal merupakan total biaya kesempatan (baik eksplisit dan implisit) dari usaha untuk investor, sedangkan keuntungan ekonomi adalah perbedaan antara total pendapatan perusahaan dan semua biaya (termasuk laba normal).
Dalam kedua ekonomi klasik dan ekonomi Marxis, laba mengacu pada kembalinya modal  ke pemilik dalam mengejar produktif yang melibatkan tenaga kerja, atau pengembalian obligasi dan uang yang diinvestasikan di pasar modal. Dengan ekstensi, dalam teori ekonomi Marxis, maksimalisasi keuntungan sesuai dengan akumulasi modal, yang merupakan kekuatan pendorong di belakang kegiatan ekonomi dalam sistem ekonomi kapitalis.

Macam-macam laba

Beberapa definisi umum-penggunaan laba adalah sebagai berikut:
  • Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) sama dengan biaya dikurangi pendapatan penjualan barang yang dijual dan semua biaya, kecuali untuk bunga, amortisasi, penyusutan dan pajak.
  • Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT), atau laba operasi, sama dengan biaya dikurangi pendapatan penjualan barang yang dijual dan semua biaya kecuali untuk bunga dan pajak. Ini adalah surplus yang dihasilkan oleh operasi.
  • Laba Sebelum Pajak (EBT), atau laba bersih sebelum pajak, sama dengan biaya dikurangi pendapatan penjualan barang yang dijual dan semua biaya kecuali untuk pajak. Hal ini juga dikenal sebagai pra-pajak penghasilan book (PTBI), pendapatan operasional bersih sebelum pajak, atau hanya pendapatan sebelum pajak.
  • Laba kotor sama dengan biaya dikurangi pendapatan penjualan barang yang dijual (HPP), sehingga menghilangkan hanya bagian dari biaya yang dapat ditelusuri langsung ke produksi atau pembelian barang.
Laba Setelah Pajak, atau laba bersih setelah pajak, sama dengan pendapatan penjualan setelah dikurangi semua biaya, termasuk pajak (kecuali beberapa perbedaan tentang pengobatan biaya yang luar biasa dibuat). Di AS, laba bersih istilah yang umum digunakan.
Memaksimalkan laba
Ini adalah asumsi standar ekonomi (meskipun tidak harus satu yang sempurna di dunia nyata) bahwa hal-hal lain dianggap sama, perusahaan akan berusaha untuk memaksimalkan keuntungannya. Mengingat bahwa laba didefinisikan sebagai perbedaan total pendapatan dan total biaya, perusahaan mencapai maksimum dengan beroperasi pada titik di mana perbedaan antara keduanya adalah paling besar. Pada pasar yang tidak menunjukkan saling ketergantungan, hal ini baik dapat ditemukan dengan melihat representasi grafis dari pendapatan dan biaya secara langsung, atau dengan mencari dan memilih yang terbaik dari titik-titik di mana gradien dari dua kurva (pendapatan marjinal dan biaya marjinal masing-masing) adalah sama. Di pasar saling bergantung, teori permainan harus digunakan untuk mendapatkan solusi memaksimalkan keuntungan.
Nilai (Value)
Nilai ekonomi adalah ukuran dari manfaat yang seorang aktor ekonomi dapat memperoleh baik dari barang atau jasa. Hal ini umumnya diukur relatif terhadap satuan mata uang. Interpretasi, oleh karena itu, adalah “apa adalah jumlah maksimum uang aktor tertentu bersedia dan mampu membayar untuk barang atau jasa?” Perhatikan bahwa nilai ekonomi yang tidak sama dengan harga pasar. Jika konsumen bersedia untuk membeli bagusnya, kesediaan ini menyiratkan bahwa pelanggan menempatkan nilai yang lebih tinggi pada baik dari harga pasar. Selisih antara nilai konsumen dan harga pasar disebut “surplus konsumen.” Sangat mudah untuk melihat situasi di mana nilai sebenarnya jauh lebih besar dari harga pasar; pembelian air minum adalah salah satu contoh. Nilai ini terkait dengan harga melalui mekanisme pertukaran.
Ketika seorang ekonom mengamati pertukaran, dua fungsi nilai penting yang terungkap: orang-orang dari pembeli dan orang-orang dari penjual. Sama seperti pembeli mengungkapkan apa yang dia bersedia untuk membayar sejumlah yang baik, demikian juga, apakah penjual mengungkapkan berapa biaya dia untuk menyerah baik. Kata lain, nilai adalah berapa banyak benda atau kondisi yang diinginkan bernilai relatif terhadap benda atau kondisi lain.
Dalam hal bisnis, nilai adalah nilai sekarang dari keuntungan perusahaan saat ini dan masa depan. Nilai perusahaan yang terkait dengan keuntungan sebesar-besarnya. Sebuah perusahaan yang ingin memaksimalkan keuntungan yang sebenarnya peduli dengan memaksimalkan nilainya. Dengan demikian, penting bagi perusahaan untuk dapat secara akurat menentukan nilai sekarang.