Jumat, 18 Desember 2015

cerpen





            Warna dalam Sebuah Karya



Tak terasa telah sebulan Ayah meninggalkan kami semua. Ia adalah sosok Ayah, Pemimpin, dan Seniman bagi kami. Mama sangat terpukul atas kepergian Ayah. Ayah meninggalkan 5 orang anak yaitu, Kak Nia, Kak Karin, Bang Andi, Bang Kiki, dan yang terakhir adalah aku Risa, seorang bocah yang ditinggal Ayahnya ketika berumur 13 tahun. Sebelum kepergian Ayah, Ia berpesan kepada kami, “Jangan nakal ya anak-anakku jangan sampai Mama kalian meneteskan air mata. Andi dan Kiki jaga Ibu, Kakak, dan Adik kalian ya sayang Ayah.” Kami semua mendengar apa yang dikatakan Ayah.
Malam sebelum kepergian Ayah, kami semua masih bercanda sambil menonton televisi. Ketika hendak tidur sekitar jam 12.30, Jantung Ayah kambuh, kami segera membawa Ayah ke rumah sakit. Dalam perjalanan Ayah berpesan kepadaku “Risa anak Ayah jangan lupa salat ya nak, dan ingat satu hal hanya dengan sewarna tinta mampu membuat suatu karya yang luar biasa.”
“Iya yah” jawabku, yang pada saat itu aku belum mengerti apa arti dari ucapan Ayah.
Tak berapa lama kami pun sampai, Ayah langsung masuk ke ruang ICU. Dokter segera memeriksa nadi Ayah. Aku berharap Ayah bisa disembuhkan. Tapi Dokter bilang Ayah sudah tiada. “Dok, coba periksa lagi Ayah itu masih hidup.” tegasku.
“Mohon maaf nak, Ayah kamu sudah tiada. Kami sudah memeriksa nadinya tapi tidak ada respon. Kalian semua yang sabar ya.” kata Dokter.
Kami semua langsung memeluk Mama, kami sangat berduka atas kepergian Ayah.
Setengah windu kemudian.
Kak Nia lulus S2 di salah satu Universitas Yogyakarta dan ia juga sudah berkeluarga di sana. Begitu juga Kak Karin dan Bang Andi, mereka sudah lulus di Universitas yang ada di Padang dan sudah berkeluarga di sana. Mereka sudah tidak tinggal bersama Mama. Sekarang yang ada di rumah hanya ada Aku, Mama, dan Bang Kiki. Bang Kiki sedang menyelesaikan S1 di Universitas Sumatera Utara dan aku sedang duduk di bangku SMA kelas 3. Mama adalah seorang Guru yang telah membesarkan kami setelah kepergian Ayah. Mama banting tulang demi kesuksesan anak-anaknya dan ia adalah orang yang sangat luar biasa.
“Ma Risa pijatkan yaa.. Mama pasti cape.” ujarku.
“Makasih sayang.” kata Mama.
Setiap pagi Mama selalu menyiapkan sarapan dan mengantarku ke sekolah, lalu ia pergi mengajar. Bang Kikilah yang selalu membantu Mama menyiapkan sarapan pagi.
“Makasih sayang.” kata Mama. “Iya Ma.” jawab Bang Kiki.
Setelah beberapa tahun kemudian, Bang Kiki sudah lulus S1 dan melanjutkan S2 di Padang. Dan setelah tamat nanti aku ingin kuliah di Yogya, tapi kuputuskan untuk kuliah di Medan mengambil jurusan seni dan budaya. Satu hal yang membuatku mengambil jurusan itu adalah karena aku menyukai seni dan ingin menjadi Seniman apalagi pesan Ayah yang selalu kuingat di hati. Aku pernah ikut berbagai lomba seni, seperti menyanyi dan melukis. Sering menang dan juga sangat sering kalah namanya juga kompetisi ada yang menang dan ada yang kalah.
Beberapa bulan ini Mama mulai sering sakit-sakitan. Kakak dan Abang sedang sibuk di luar kota. Aku dan Mama telah lama menanti untuk menjenguk kami. Akhirnya Mama pun masuk rumah sakit. Pada saat itu juga aku sedang mengikuti lomba melukis. Ketika sedang mengikuti lomba salah seorang kerabat Mama menghubungiku dan mengatakan kalau Mama masuk rumah sakit dan di hari itu juga ku batalkan lomba melukis dan segera pergi ke rumah sakit.
“Mama.. Mama.. bagaimana keadaan Mama? Sudah baikan belum?” tanyaku.
“Sudah nak, Mama sudah baikan. Risa sudah makan?” tanya Mama.
“Risa sudah makan ma.” kataku.
“Bukannya kamu hari ini lagi lomba melukis kenapa kamu di sini?” tanya Mama.
“Ma soal lomba bisa kapan-kapan kok, yang terpenting Risa bisa nemenin Mama.” kataku.
“Makasih ya sayang.” kata Mama.
Sore harinya Kakak dan Abang balik ke Medan dan di saat itu pula dokter sudah mengizinkan Mama untuk pulang. Kakak dan Abang tinggal selama seminggu di sini Mama sangat bahagia karena bisa berkumpul dengan anak, menantu, dan juga cucunya.
Setelah seminggu.
“Nenek besok Caca balik ke Yogya.” ujar Caca anak Kak Nia.
“Iya nek, Isan besok juga pulang ke Padang, padahal di sini enak ada Kak Risa.” sahut Isan anak Bang Andi.
“Kan kapan-kapan kita bisa jumpa lagi sayang.” ucapku.
“Bener ya kak?” kata Isan dan Caca.
“Iya sayang.” kataku.
Esok harinya Kakak dan Abangku pulang ke Yogya dan Padang. “Ma kami pulang dulu ya, Mama jaga kesehatan jangan sakit-sakit lagi kami sayang Mama.” ujar mereka.
“Iya nak hati-hati.” kata Mama sambil mencium dan memeluk mereka. Rumah kembali sepi hanya ada aku dan Mama.
“Sepi lagi deh..” sahutku.
“Kan ada Mama.” kata Mama tersenyum.
“Iya ma.” kataku memeluk Mama.
Keesokan harinya.
“Ma, Risa pergi ke kampus ya.” kataku.
“Iya sayang hati-hati.” kata Mama.
Sampai Kampus, aku melihat papan mading dan di sana tertulis lomba melukis tingkat Asia. Aku sangat tertarik pada lomba tersebut. Sepulang dari kampus, aku langsung memberitahu Mama dan meminta izin mengikuti lomba tersebut. Mama mengizinkanku dan lomba dilaksanakan dalam waktu sebulan.
Aku pun mulai melukis pada awal Bulan Maret. Tak terasa aku sudah membuat tiga lukisan sekaligus dan hasilnya memuaskan. “Ma, manakah dari ketiga lukisan ini yang bisa aku kirimkan?” tanyaku. “Semuanya bisa dikirimkan tapi menurut Mama lukisanmu yang naturalis ini yang sangat indah.” kata Mama.
“Oke Ma, besok Risa kirim lukisan ini.” kataku. Esoknya lukisan ini ku kirim melalui dosen seni, dan pemenang lomba akan diumumkan di pertengahan Bulan April.
Waktu itu tanggal 20 April. Mama sesak napas. Mama sesak napas dan segera membawa Mama ke rumah sakit. Mama masuk ruang ICU, dan sudah tiga hari aku tidak masuk kampus. Menjaga Mama dan berdoa semoga Tuhan memberikan kesembuhan buat Mama. Tapi, Tuhan berkata lain. Mama menghembuskan napas terakhirnya pada tanggal 25 April. Sebelum menghembuskan napas terakhir ia berpesan kepadaku untuk terus berkarya, jangan lupa shalat dan mengucapkan terima kasih kepadaku karena telah merawat dan menjaganya. Orang yang aku cintai kembali dipanggil sang Maha Kuasa. “Selamat jalan Mama, semoga amal ibadah Mama diterima Sang Kuasa.” Ucapku meneteskan air mata.
Setelah tiga hari berikutnya aku masuk kampus, dan di sana ada pengumuman lomba melukis yang aku ikuti sebelumnya. Aku berhasil mendapat juara 2 melukis tingkat Asia, aku gak nyangka kalau aku menang. “Terima kasih Tuhan.” sahutku.
“Selamat nak kamu berhasil mendapatkannya.” Kata salah seorang dosen seniku.
“Terima kasih pak.” kataku.
“Hey Sa yuk sini foto dulu kita.” Kata sahabatku Rizka.
“Oke ayo, ayo.” ujarku.
“Selamat ya Sa kamu menang dan turut berduka juga atas kepergian Mamamu, maaf ya aku gak bisa datang, orangtua Rizka juga sedang sakit di kampung.” Tegas sahabatku itu.
“Iya gak apa-apa makasih ya Riz. Hmm.. aku pergi dulu ya.” ucapku.                                                                                “Hati-hati Sa.” kata Rizka.                                                                                                                                                                   Aku pun pergi ke pemakaman Ayah dan Mama. Ku taburkan bunga dan berdoa semoga dilapangkan kuburnya dan semua amal ibadahnya di terima Sang Kuasa.                                                                                          “Mama.. Ayah.. Risa berhasil mendapatkan juara 2 melukis tingkat Asia, semua ini berkat Mama dan Ayah, terima kasih telah membesarkan Risa dan Risa akan selalu ingat apa yang dikatakan Mama dan Ayah, terima kasih sekali lagi Ma.. Yah..” ucapku.

Softskill Ilmu Sosial Dasar 5 Opini Terorisme

Pengertian Terorisme
 
Istilah teroris oleh para ahli kontraterorisme dikatakan merujuk kepada para pelaku yang tidak tergabung dalam angkatan bersenjata yang dikenal atau tidak menuruti peraturan angkatan bersenjata tersebut. Aksi terorisme juga mengandung makna bahwa serang-serangan teroris yang dilakukan tidak berperikemanusiaan dan tidak memiliki justifikasi, dan oleh karena itu para pelakunya ("teroris") layak mendapatkan pembalasan yang kejam.
Akibat makna-makna negatif yang dikandung oleh perkataan "teroris" dan "terorisme", para teroris umumnya menyebut diri mereka sebagai separatis, pejuang pembebasan, pasukan perang salib, militan, mujahidin, dan lain-lain. Tetapi dalam pembenaran dimata terrorism : "Makna sebenarnya dari jihad, mujahidin adalah jauh dari tindakan terorisme yang menyerang penduduk sipil padahal tidak terlibat dalam perang". Padahal Terorisme sendiri sering tampak dengan mengatasnamakan agama.
Selain oleh pelaku individual, terorisme bisa dilakukan oleh negara atau dikenal dengan terorisme negara (state terorism). Misalnya seperti dikemukakan oleh Noam Chomsky yang menyebut Amerika Serikat ke dalam kategori itu. Persoalan standar ganda selalu mewarnai berbagai penyebutan yang awalnya bermula dari Barat. Seperti ketika Amerika Serikat banyak menyebut teroris terhadap berbagai kelompok di dunia, di sisi lain liputan media menunjukkan fakta bahwa Amerika Serikat melakukan tindakan terorisme yang mengerikan hingga melanggar konvensi yang telah disepakati.


Opini tentang terorisme

kelompok teroris sejatinya tidak lepas dari regenerasi yang terus dilakukan dengan merekrut anggota-anggota baru yang disiapkan menjadi martir. Mereka merekrut anggota dengan berbagai cara. Mulai dari pertemuan-pertemuan tertutup hingga propaganda melalui dunia maya.
Di sanalah proses transformasi mengubah individu dari radikal menjadi teroris berjalan. Sedikitnya ada 5 tangga kondisi yang mentransformasi individu menjadi teroris.
Pertama, individu mencari solusi tentang apa yang dirasakan sebagai perlakuan tidak adil. Kedua, individu membangun kesiapan fisik untuk memindahkan solusi atas persoalan tersebut dengan penyerangan.
Ketiga, individu mengidentifikasi dengan mengadopsi nilai-nilai moral dari kelompoknya. Keempat, orang yang telah masuk ke dalam kelompok teroris sangat kecil kemungkinan bisa keluar dari kelompok tersebut.                                                                                                                                                                                     Setelah melalui empat tangga sebelumnya, maka di tangga kelima, individu secara psikologis menjadi termotivasi untuk melakukan kegiatan-kegiatan terorisme.

Jumat, 13 November 2015

Softskill Ilmu Sosial Dasar 5

Pengertian cinta

      Cinta itu tidak rumit,hanya butuh beberapa perhatian khusus agar dapat menjalankannya
      Cinta berarti kasih sayang. Sudah kodrat manusia untuk saling menyayangi, karena hakikatnya manusia menyukai hal yang baik dan cinta itu sebenarnya sangat baik
       Cinta adalah sebuah perasaan yang diberikan oleh Tuhan pada sepasang manusia untuk saling…. (saling mencintai, saling memiliki, saling memenuhi, saling pengertian dll). Cinta itu sendiri sama sekali tidak dapat dipaksakan, cinta hanya dapat brjalan apabila ke-2 belah phiak melakukan “saling” tersebut… cinta tidak dapat berjalan apabila mereka mementingkan diri sendiri. Karena dalam berhubungan, pasangan kita pasti menginginkan suatu perhatian lebih dan itu hanya bisa di dapat dari pengertian pasangannya.
Cinta adalah memberikan kasih sayang bukannya rantai. Cinta juga tidak bisa dipaksakan dan datangnya pun kadang secara tidak di sengaja. CInta indah namun kepedihan yang ditinggalkannya kadang berlangsung lebih lama dari cinta itu sendiri. Batas cinta dan benci juga amat tipis tapi dengan cinta dunia yang kita jalani serasa lebih ringan.
Cinta itu perasaan seseorang terhadap lawan jenisnya karena ketertarikan terhadap sesuatu yang dimiliki oleh lawan jenisnya (misalnya sifat, wajah dan lain lain).

Softskill Ilmu Sosial Dasar 4

Pluralisme Sebagai Kekuatan Persatuan 
Secara Etimologi Pluralisme merupakan kata serapan dari bahasa inggris yang terdiri dari dua kata. Yakni, Plural yang berarti ragam dan isme yang berarti faham. Jadi pluralisme bisa diartikan sebagai berbagai faham, atau bermacam-macam faham. Secara terminology pluralism merupakan suatu kerangka interaksi yang mana setiap kelompok menampilkan rasa hormat dan toleran satu sama lain, berinteraksi tanpa konflik atau asimilasi[1].
Seiring berjalannya waktu pengertian pluralisme telah banyak mengalami perkembangan, yang disesuaikan dengan perubahan zaman dan kepentingan dari beberapa pihak, salah satu perkembangan definisi dari pluralisme yang lebih spesifik adalah seperti yang diungkapkan oleh John Hick, yang mengasumsikan pluralisme sebagai identitas kultural, kepercayaan dan agama harus disesuaikan dengan zaman modern, karena agama-agama tersebut akan berevolusi menjadi satu.
Pengertian pluralisme diatas mempunyai anggapan bahwa semua agama adalah sama, hal inilah yang kemudian disalah gunakan oleh beberapa orang tertentu untuk merubah suatu ajaran agama agar sesuai dengan ajaran agama lain.
Kondisi tersebut jelas tidak berlaku untuk negara Indonesia, dimana kebhinekaan merupakan salah satu pedoman bangsa, dengan beragamnya suku bangsa dan agama di Indonesia, pengertian pluralisme versi John Hick akan sangat mengganggu, dan bisa menimbulkan konflik yang hanya berlandaskan emosi, karena penduduk Indonesia untuk saat ini, sangat mudah sekali terpengaruh oleh suatu informasi tanpa mau mengkaji lebih dalam.
Dengan semakin beraneka ragamnya masyarakat dan budaya, sudah tentu setiap masing-masing individu masyarakat mempunyai keinginan yang berbeda-beda, dan hal tersebut bisa menimbulkan konflik diantara individu masyarakat tersebut, untuk itulah diperlukan paham pluralisme yang mengacu kepada pengertian toleransi, untuk mempersatukan kebhinekaan suatu bangsa.
Apalagi apabila kita melihat pedoman dari bangsa Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika, yang mempunyai pengertian berbeda-beda tetapi tetap menjadi satu, yang mengingatkan kita betapa pentingnya pluralisme untuk menjaga persatuan dari kebhinekaan bangsa, asalkan pengertian pluralisme adalah toleransi. Dimana pedoman itu telah tercantum pada lambang Negara kita yang didalamnya telah terangkum dasar Negara kita juga.
Negara Indonesia adalah sebuah Negara yang terdiri dari beraneka ragam masyarakat, suku bangsa, etnis atau kelompok sosial, kepercayaan, agama, dan kebudayaan yang berbeda-beda dari daerah satu dengan daerah lain  yang mendominasi khasanah budaya Indonesia.
Dengan semakin beraneka ragamnya masyarakat dan budaya, sudah tentu setiap masing-masing individu masyarakat mempunyai keinginan yang berbeda-beda, Orang-orang dari daerah yang berbeda dengan latar belakang yang berbeda, struktur sosial, dan karakter yang berbeda, memiliki pandangan yang berbeda dengan cara berpikir dalam menghadapi hidup dan masalah mereka sendiri. dan hal tersebut kemungkinan besar akan menimbulkan konflik dan perpecahan yang hanya berlandaskan emosi diantara individu masyarakat, apalagi kondisi penduduk Indonesia sangatlah mudah terpengaruh oleh suatu informasi tanpa mau mengkaji lebih dalam. Untuk itulah diperlukan paham pluralisme dan multikulturalisme untuk mempersatukan suatu bangsa.

Selasa, 13 Oktober 2015

Softskill (ilmu Sosial Dasar) 3

Kerajaan Karangasem

        Nama ‘Karangasem’ sebenarnya berasal dari kata ‘Karang Semadi’. Beberapa catatan yang memuat asal muasal nama Karangasem adalah seperti yang diungkapkan dalam Prasasti Sading C yang terdapat di Geria Mandara, Munggu, Badung. Lebih lanjut diungkapkan bahwa Gunung Lempuyang yang menjulang anggun di timur laut Amlapura, pada mulanya bernama Adri Karang yang berarti Gunung Karang.

Pa
da tahun 1072 (1150 M) tanggal 12 bulan separo terang, Wuku Julungwangi dibulan Cetra, Bhatara Guru menitahkan puteranya yang bernama Sri Maharaja Jayasakti atau Hyang Agnijaya untuk turun ke Bali. Tugas yang diemban seperti dikutip dalam prasasti berbunyi


A.A Gde Jelantik
Raja Karangasem

  • ” gumawyeana Dharma rikang Adri Karang maka kerahayuan ing Jagat Bangsul…”,
  • artinya datang ke Adri Karang membuat Pura (Dharma) untuk memberikan keselamatan lahir-batin bagi Pulau Dewata.
Hyang Agnijaya diceritakan datang berlima dengan saudara-saudaranya yaitu Sambhu, Brahma, Indra, dan Wisnu di Adri Karang (Gunung Lempuyang di sebelah timur laut kota Amlapura). Mengenai hal ihwal nama Lempuyang adalah sebagai tempat yang terpilih atau menjadi pilihan Bhatara Guru (Hyang Parameswara) untuk menyebarkan ‘sih’ Nya bagi keselamatan umat manusia.

Dalam penelitian sejarah keberadaan pura, Lempuyang dihubungkan dengan kata ‘ lampu’ artinya ‘terpilih’ dan ‘Hyang’ berarti Tuhan; Bhatara Guru, Hyang Parameswara. Di Adri Karang inilah beliau Hyang Agnijaya membuat Pura Lempuyang Luhur sebagai tempat beliau bersemadi. Lambat laun Karang Semadi ini berubah menjadi Karangasem.

Sejarah Kerajaan Karangasem tidaklah bisa dilepaskan dengan Kerajaan Gelgel terutama pada masa puncak kebesaran di masa pemerintahan Dalem Waturenggong diperkirakan abad XV. Dalam sejarah, kerajaan Gelgel pertama diperintah oleh putra Brahmana Pendeta Dang Hyang Kepakisan bernama Kresna Wang Bang Kepakisan yang diberi jabatan sebagai adipati oleh Patih Gajah Mada.
Setelah dilantik, beliau bergelar Dalem Ketut Kresna Kepakisan yang berkedudukan di Samprangan pada tahun saka 1274 (1352 M). Dalam pengangkatan ini disertai pula dengan pakaian kebesaran serta keris yang bernama I Ganja Dungkul dan sebilah tombak diberi nama I Olang Guguh. Dalem Ketut Kresna Kepakisan kemudian wafat pada tahun caka 1302(1380 M) yang meninggalkan tiga orang putra yakni I Dewa Samprangan (Dalem Ile) sebagai pengganti raja, I Dewa Tarukan, dan I Dewa Ktut Tegal Besung (Dalem Ktut Ngulesir).

Pada saat Dalem Ngulesir menjadi raja, pusat pemerintahan kemudian dipindahkan dari Samprangan ke Gelgel (Sweca Pura). Beliau abiseka Dalem Ktut Semara Kepakisan pada caka 1305 (1383 M). Beliau inilah satu-satunya raja dari Dinasti Kepakisan yang masih sempat menghadap Raja Sri Hayam Wuruk di Majapahit untuk menyatakan kesetiaan. Di Majapahit beliau mendapat hadiah keris Ki Bengawan Canggu yang semula bernama Ki Naga Besuki, dan karena tuahnya juga dijuluki Ki Sudamala.

Dalem Ketut Semara Kepakisan juga sempat disucikan oleh Mpu Kayu Manis. Namun, beberapa tahun lamanya setelah datang dari Majapahit, beliau wafat pada caka 1382 (1460 M), dan digantikan oleh putra beliau bernama Dalem Waturenggong. Beliau ini dinobatkan semasih ayahnya hidup pada caka 1380 (1458 M).

Jaman keemasan Dalem Waturenggong dicirikan oleh pemberian perhatian terhadap kehidupan rakyat secara lahir dan batin. Masyarakat menjadi aman, tenteram, makmur, dan kerajaan meluas sampai ke Blambangan, Lombok, dan Sumbawa. Dalam bidang kesusastraan juga mencapai puncak keemasan dengan lahirnya beberapa karya sastra. Keadaan ini mencerminkan bahwa raja memiliki pribadi yang sakti, berwibawa, adil, serta tegas dalam memutar jalannya roda pemerintahan.

Setelah wafat, Dalem Waturenggong digantikan oleh putranya yang belum dewasa yaitu Dewa Pemayun (Dalem Bekung) dan I Dewa Anom Saganing (Dalem Saganing). Karena umurnya yang masih muda maka diperlukan pendamping dalam hal menjalankan roda pemerintahan. Adapun lima orang putra yang menjadi pendamping raja yaitu putra I Dewa Tegal Besung (adik Dalem Waturenggong) diantaranya I Dewa Gedong Arta, I Dewa Anggungan, I Dewa Nusa, I Dewa Bangli, dan I Dewa Pagedangan.

Jabatan Patih Agung pada saat itu dipegang oleh I Gusti Arya Batanjeruk dan semua kebijakan pemerintahan dipegang oleh Patih Arya Batanjeruk. Melihat situasi seperti ini, pejabat kerajaan menjadi tidak puas. Suatu ketika disebutkan kepekaan para pembesar istana saat raja yang masih belia itu dihadap para pembesar. Raja yang masih suka bermain-main ke sana-ke mari selalu duduk di pangkuan Ki Patih Agung.
Dalem Pemayun duduk di atas pupu sebelah kanan dan Ida I Dewa Anom Saganing di sebelah kiri. Kemudian kedua raja ini turun lagi dan duduk di belakang punggung Ki Patih. Isu berkembang bahwa I Gusti Arya Batanjeruk akan mengadakan perebutan kekuasaan. Nasehat Dang Hyang Astapaka terhadap maksud ini tidak diperhatikan oleh Ki Patih Agung sehingga kekecewaan ini menyebabkan hijrahnya Dang Hyang Astapaka menuju ke sebuah desa bernama Budakeling di Karangasem.

Kekacauan di Gelgel terjadi pada tahun 1556 saat Patih Agung Batanjeruk dan salah seorang pendamping raja yaitu I Dewa Anggungan mengadakan perebutan kekuasaan yang diikuti oleh I Gusti Pande dan I Gusti Tohjiwa. I Gusti Kubon Tubuh dan I Gusti Dauh Manginte akhirnya dapat melumpuhkan pasukan Batanjeruk.

Diceritakan Batanjeruk lari ke arah timur dan sampai di Jungutan, Desa Bungaya ia dibunuh oleh pasukan Gelgel pada tahun 1556. Istri dan anak angkatnya yang bernama I Gusti Oka (putra I Gusti Bebengan, adik dari I Gusti Arya Batanjeruk) serta keluarga lainnya seperti I Gusti Arya Bebengan, I Gusti Arya Tusan, dan I Gusti Arya Gunung Nangka dapat menyelamatkan diri berkat pohon jawawut dan burung perkutut yang seolah olah melindungi mereka dari persembunyian, sehingga sampai kini keturunannya tidak makan buah jawawut dan burung perkutut.

I Gusti Oka kemudian mengungsi di kediaman Dang Hyang Astapaka di Budakeling, sedangkan para keluarga lainnya ada yang menetap di Watuaya, Karangasem. Sedikit diceritakan bahwa Dang Hyang Astapaka juga punya asrama di Bukit Mangun di Desa Toya Anyar (Tianyar) dan I Gusti Oka selalu mengikuti Danghyang Astapaka di Bukit Mangun, sedangkan ibunya tinggal di Budakeling membantu sang pendeta bila ada keperluan pergi ke pasar Karangasem.

Pada waktu itu, Karangasem ada di bawah kekuasaan Kerajaan Gelgel, dan yang menjadi raja adalah I Dewa Karangamla yang berkedudukan di Selagumi (Balepunduk). I Dewa Karangamla inilah yang mengawini janda Batanjeruk dengan suatu syarat sesuai nasehat Dang Hyang Astapaka bahwa setelah kawin, kelak I Gusti Pangeran Oka atau keturunannyalah yang menjadi penguasa.

Syarat ini disetujui dan kemudian keluarga I Dewa Karangamla berpindah dari Selagumi ke Batuaya. I Dewa Karangamla juga mempunyai putra dari istrinya yang lain yakni bernama I Dewa Gde Batuaya. Penyerahan pemerintahan kepada I Gusti Oka (raja Karangasem I) inilah menandai kekuasaan di Karangasem dipegang oleh dinasti Batanjeruk. I Gusti Oka atau dikenal dengan Pangeran Oka memiliki tiga orang istri, dua orang prebali yang seorang diantaranya treh I Gusti Akah.

Para istri ini menurunkan enam orang putra yaitu tertua bernama I Gusti Wayahan Teruna dan I Gusti Nengah Begbeg. Sedangkan istri yang merupakan treh I Gusti Akah berputra I Gusti Nyoman Karang. Putra dari istri prebali yang lain adalah I Gusti Ktut Landung, I Gusti Marga Wayahan dan I Gusti Wayahan Bantas. Setelah putranya dewasa, I Gusti Pangeran Oka meninggalkan Batuaya pergi bertapa di Bukit Mangun, Toya Anyar. Beliau mengikuti jejak Dang Hyang Astapaka sampai wafat di Bukit Mangun.

I Gusti Nyoman Karang inilah yang meggantikan ayahnya menjadi raja (raja Karangasem II) yang diperkirakan tahun 1611 Masehi. I Gusti Nyoman Karang menurunkan seorang putra bernama I Gusti Ktut Karang yang setelah menjadi raja bergelar (abhiseka) I Gusti Anglurah Ktut Karang (raja Karangasem III). Beliau ini diperikirakan mendirikan Puri Amlaraja yang kemudian bernama Puri Kelodan pada pertengahan abad XVII (sekitar tahun caka 1583, atau tahun 1661 M).

I Gusti Anglurah Ktut Karang berputra empat orang yaitu tiga orang laki-laki dan satuperempuan. Putranya yang tertua bernama I Gusti Anglurah Wayan Karangasem, I Gusti Anglurah Nengah Karangasem, I Gusti Ayu Nyoman Rai dan I Gusti Anglurah Ktut Karangasem. Ketiga orang putra inilah yang didaulat menjadi raja Karangasem (raja Karangasem IV/Tri Tunggal I) yang memerintah secara kolektif sebagai suatu hal yang dianggap lazim pada jaman itu.

Pemerintahan ini diperkirakan tahun 1680-1705. Selanjutnya yang menjadi raja Karangasem adalah putra I Gusti Anglurah Nengah Karangasem yaitu I Gusti Anglurah Made Karang (raja Karangasem V). Selanjutnya I Gusti Anglurah Made Karang berputra enam orang, empat orang laki-laki dan dua orang wanita. Salah seorang dari enam putranya yang sulung bernama I Gusti Anglurah Made Karangasem Sakti yang dijuluki Sang Atapa Rare karena gemar menjalankan yoga semadi sebagai pengikut Dang Hyang Astapaka.

Dalam keadaan atapa rare inilah beliau menghadapi maut dibunuh oleh prajurit Gelgel atas perintah Cokorda Jambe ketika beliau kembali dari Sangeh. Diceritakan, atas perkenan Raja Mengwi Sang Atape Rare membangun Pura Bukit Sari yang ada di Sangeh. Sekembalinya dari Sangeh beliau sempat mampir di Gelgel yang pada waktu itu berkuasa adalah Cokorda Jambe.

Karena tingkah yang aneh-aneh di istana yang tidak bisa menahan kencing menyebabkan terjadi salah paham, dan dianggap telah menghina raja. Maka setelah keberangkatannya ke Karangasem, beliau dicegat di sebelah timur Desa Kusamba, di padasan Bulatri. sebelum beliau wafat, beliau sempat pula memberikan pesan-pesan kediatmikan kepada putranya yakni I Gusti Anglurah Nyoman Karangasem.

Beliau ini kemudian dikenal dengan sebutan Dewata di Bulatri. Peristiwa ini menyebabkan perang antara Karangasem dan Klungkung (Gelgel) yang dikenal dengan pepet (dalam keadaan perang). Setelah gugurnya Cokorda Jambe, maka ketegangan antara Karangasem dan Klungkung menjadi reda. Tahta di Karangasem kemudian dilanjutkan oleh tiga orang putranya yaitu I Gusti Anglurah Made Karangasem, I Gusti Anglurah Nyoman Karangasem, dan I Gusti Anglurah Ktut Karangasem (raja Karangasem Tri Tunggal II) yang diperkirakan memerintah 1755-1801.

Setelah raja Tri Tunggal wafat, pemerintahan Kerajaan Karangasem dipegang oleh I Gusti Gde Karangasem (Dewata di Tohpati) antara tahun 1801-1806. Pada saat ini Kerajaan Karangasem semakin besar yang meluaskan kekuasaannya sampai ke Buleleng dan Jembrana. Setelah wafat, I Gusti Gde Ngurah Karangasem digantikan oleh anaknya bernama I Gusti Lanang Peguyangan yang juga dikenal dengan I Gusti Gde Lanang Karangasem.

Kemenangan Kerajaan Buleleng melawan Kerajaan Karangasem menyebabkan raja Karangasem (I Gusti Lanang Peguyangan) menyingkir dan saat itu Kerajaan Karangasem dikuasai oleh raja Buleleng I Dewa Pahang. Kekuasaan akhirnya dapat direbut kembali oleh I Gusti Lanang Peguyangan. Pemberontakan punggawa yang bernama I Gusti Bagus Karang tahun 1827 berhasil menggulingkan I Gusti Lanang Peguyangan sehingga melarikan diri ke Lombok, dan tahta Kerajaan Karangasem dipegang oleh I Gusti Bagus Karang.

Ketika I Gusti Bagus Karang gugur dalam menyerang Lombok, pada saat yang sama Raja Buleleng I Gusti Ngurah Made Karangasem berhasil menaklukan Karangasem dan mengangkat menantunya I Gusti Gde Cotong menjadi raja Karangasem. Setelah I Gusti Gde Cotong terbunuh akibat perebutan kekuasaan, tahta Karangasem dilanjutkan oleh saudara sepupu raja Buleleng yaitu I Gusti Ngurah Gde Karangasem.

Pada saat Kerajaan Karangasem jatuh ke tangan Belanda pada tanggal 20 Mei 1849, raja Karangasem I Gusti Ngurah Gde Karangasem gugur dalam peristiwa tersebut sehingga pemerintahan di Karangasem mengalami kekosongan (vacuum). Maka dinobatkanlah raja Mataram I Gusti Ngurah Ketut Karangasem sebagai raja di Karangasem oleh pemerintah Hindia Belanda. Setelah berselang beberapa waktu kemudian, raja Mataram menugaskan kemenakannya menjadi raja yaitu I Gusti Gde Putu (Anak Agung Gde Putu) yang juga disebut ‘Raja Jumeneng’, I Gusti Gde Oka (Anak Agung Gde Oka), dan Anak Agung Gde Jelantik.

Setelah masuknya Belanda, membawa pengaruh pula dalam hal birokrasi pemerintahan. Pada tahun 1906 di Bali terdapat tiga macam bentuk pemerintahan yaitu
  1. Rechtstreeks bestuurd gebied (pemerintahan langsung) meliputi Buleleng, Jembrana, dan Lombok,
  2. Zelfbesturend landschappen (pemerintahan sendiri) ialah Badung, Tabanan, Klungkung, dan Bangli,
  3. Stedehouder (wakil pemerintah Belanda) ialah Gianyar dan Karangasem.
Demikianlah di Karangasem berturut-turut yang menjadi Stedehouder yaitu tahun 1896-1908; I Gusti Gde Jelantik (Dewata di Maskerdam), dan Stedehouder I Gusti Bagus Jelantik yang bergelar Anak Agung Agung Anglurah Ktut Karangasem (Dewata di Maskerdam) antar tahun 1908-1941.

Demikian sajian ringkas sejarah Kerajaan Karangasem yang dijadikan gambaran umum kajian pokok objek penelitian. Deskripsi historis hal ini sangat penting mengingat dalam mengupas bagian peristiwa yang termasuk rentetan sejarah tidaklah bisa dilepaskan dari rangkaian peristiwa yang terjadi. Sehingga dalam segi manfaat, dimensi waktu akan dapat ditangkap oleh pembaca mengenai kurun waktu peristiwa dimaksud.

Demikian pula dalam kajian ini, maka objek penekanannya adalah saat masa raja Karangasem dinasti Tri Tunggal I yaitu I Gusti Anglurah Wayan Karangasem, I Gusti Anglurah Nengah Karangasem, dan I Gusti Anglurah Ktut Karangasem. Masa Dinasti Tri Tunggal I Masa kekuasaan Kerajaan Karangasem Tri Tunggal I menjadi sajian yang perlu mendapat pemahaman dalam relevansinya menjabarkan objek penelitian.

Ketika pemerintahan Kerajaan Karangasem yang diperintah oleh Tri Tunggal I yaitu I Gusti Anglurah Wayan Karangasem, I Gusti Anglurah Nengah Karangasem, dan I Gusti Anglurah Ktut Karangasem inilah muncul mitologi Pura Bukit sebagaimana diceritakan dalam buku Kupu-Kupu Kuning. Saudara raja Tri Tunggal yang bernama I Gusti Ayu Nyoman Rai diambil menjadi istri oleh Ida Bhatara Gde di Gunung Agung yang kemudian melahirkan Ida B
hatara Alit Sakti yang kini bermukim di Pura Bukit

Softskill iIlmu Sosial Dasar) 2

Rekomendasi tempat makan di jabodetabek
 
Betawi Ngoempoel






Betawi Ngoempoel: Rela Datang Jauh-Jauh Demi Sepiring Pecak Ikan Mas
Deani Sekar Hapsari - detikFood
Memang perlu sedikit kesabaran untuk mencapai restoran tempat orang Betawi berkumpul ini. Semua lelah rasanya terobati saat kami berhasil mencicipi Gabus Pucung gurih serta satu porsi Pecak Ikan Mas yang segar pedas. Penasaran? 

Ngidam makanan Betawi gurih dan kaya rempah membuat kami rela menghampiri sebuah rumah makan sederhana bernama Betawi Ngumpul. Terletak di Jl. Raya Tanah Baru, kecamatan Beji, Depok rumah makan ini terlihat sedikit terpencil dengan lapangan luas serta sebuah rumah gaya Betawi kuno di depannya. 

Anda akan 'disapa' oleh ondel-ondel pria dan wanita dengan baju berwarna yang menambah cerah rumah makan ini walau cahaya matahari mulai redup. Tidak perlu bingung memilih santapan sore ini karena sejak Anda melangkah masuk, sebuah papan bertuliskan Gabus Pucung, Sayur Goreng Asem, Pepes Peda, hingga Gabus Kering mengingatkan apa saja hidangan yang perlu Anda cicipi. 

Walau restoran menampilkan suasana meriah ala masyarakat Betawi, hidangan yang disajikan kembali sederhana seperti di rumah. Karena cukup lapar, kami pun penasaran mencicip Ikan Mas Pecak (Rp 20.000), Ikan Gabus Pucung (Rp 30.000), dan Sayur Goreng Asem (Rp 10.000). 

Kami akui cukup kaget mendapati rumah makan Betawi yang cukup dikenal masih punya stok Gabus Pucung saat hari makin malam. “Iya mbak, persediannya sedang banyak hari ini,” jawab seorang pelayan wanita. Jika ke sini, Anda akan disuguhi teh hangat tawar dengan teko enamel berwarna hijau berulir putih serta gelas besi kecil. 

Menguatkan konsep rumah makan Betawi, seni tradisional Betawi seperti tarian dan musik, terpampang dalam wujud foto- foto lama di dinding rumah makan ini. Di dekat kasir, terdapat radio dan gramofon vintage bertumpuk dengan peralatan dapur seperti rantang kuno. 

Seporsi Gabus Pucung akhirnya dihantarkan untuk kami. Dinilai dari satu potongan, kami bisa memastikan ikan gabus yang dimasak mempunyai ukuran cukup besar dengan daging relatif tebal. Berbeda dengan Gabus Pucung lainnya, disini kuahnya terlihat tidak terlalu hitam tapi cenderung kecokelatan. 

Warna cerah ditonjolkan lewat garnish petai, daun bawang, cabai, dan bawang goreng. Dalam kuahnya terkecap rasa kluwek yang gurih dengan sentuhan rasa daun jeruk, kemiri, dan kunyit lezat. Daging gabus yang terlebih dahulu digoreng terasa kenyal dan juicy, rasa gurih alaminya pun bersanding sempurna dengan kuah kental kaya rempah. 

Kurang pedas? Anda bisa menikmatinya bersama cabai rawit segar. Karena kuah terasa sedikit asin, rasanya tambah nikmat disendok bersama nasi pulen hangat! 

Pecak ikan mas pun diracik berbeda di Betawi Ngumpul. Kacang dan sambal sering menjadi bubuk pecak, sedangkan di sini ikan mas digoreng dan disiramkan kuah bening hasil rebusan rempah. Jangan remehkan warnanya yang bening karena rasanya ternyata pedas segar! 

Satu sesapan terasa hangat dengan campuran rasa jahe, lengkuas, dan cabai yang cukup kuat di kerongkongan. Sebagai garnish bumbu- bumbu tersebut termasuk bawang merah dan jeruk nipis diraburkan di atasnya. 

Ikan mas mempunyai ukuran sedang digoreng terlebih dahulu mempunyai kulit luar garing yang dilembutkan oleh siraman kuah. Tidak ada jejak aroma ataupun rasa amis dalam ikan, dagingnya terasa lembut dan kenyal saat dikoyak dengan sentuhan rasa asin. Wah, hidangan ini pastinya jadi favorit para penyuka pedas! 

Mampir ke restoran ini rasanya tak lengkap tanpa mencoba hidangan sayur khas Betawi. Pilihan Sayur Goreng Asem bisa Anda pilih untuk varian rasa yang cukup berbeda dari sayur asem biasa. Kuah terlihat berwarna hijau kekuningan dengan bercak minyak merah di permukaannya. 

Setara dengan harganya, hidangan ini mempunyai porsi cukup besar. Didalamnya terdapat sayur seperti nangka muda, labu siam, jagung, daun melinjo, melinjo, dan kacang panjang. 

Tumisan cabai dan kunyit gurih pedas, seimbang dengan rasa asam segar. Sayur nangka masih terasa garing sangat lezat bersama kacang panjang dan jagung yang manis renyah. 

Masuk dalam keadaan lapar dan pulang dengan perut kekenyangan! Ketiga hidangan ini berhasil mengobati rindu kami akan hidangan Betawi yang mulai jarang ditemui. Pastinya akan kembali kesini dan mencicipi beberapa menu seperti pepes peda dan sop iga yang juga menjadi favorit. 

Betawi Ngoempoel 
Jalan Raya Tanah Baru No 74 
Kel. Tanah Baru Kec. Beji 
Kota Depok

Softskill (ilmu sosial dasar 1)

► Gotong-Royong


           Gotong royong adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat untung meringankan suatu beban yang dilakukan atas dasar kemauan sendiri tanpa adanya dorongan atau paksaan yang menghasilkan kerja sama antara satu orang dengan orang lainnya untuk mempermudah suatu pekerjaan.
     Di indonesia sendiri gotong royong sudah ada sejak nenek moyang kita. Saat ini gotong royong merupakan budaya yang di turunkan dari leluhur. 
konsep gotong royong ini menggambarkan suatu usaha, satu amal, satu pekerjaan secara bersama sama. Gotong royong ibratanya seperti "erat sama di jinjing ringan sama dipikul" perjuangan dipikul bersama. Apa yang dilakukan untuk kepentingan bersama.
Gotong-royong sesungguhnya adalah suatu nilai. Sebagai suatu nilai, gotong-royong baru dapat diamati setelah terwujud dalam aspek tingkah laku.

~ Manfaat Gotong-Royong

1.Menumbuhkan rasa kerja sama.

     Gotong royong memberikan dampak positif terhadap individu. Manfaat pertama dari gotong royong bagi masyarakat adalah menumbuhkan rasa kerja sama. Setiap orang akan memiliki solidaritas yang tinggi. Ketika melihat orang lain menanggung beban terlalu berat, maka orang lain akan dengan suka rela membantu. Hal ini didasarkan pada rasa kemanusiaan setiap individu. Dengan adanya gotong royong, setiap individu akan tergerak untuk saling bekerja sama. Gotong royong ketika orang lain mengerjakan pekerjaan berat membuat individu tergerak untuk kerja sama. Pekerjaan yang berat akan terasa ringan ketika semua orang bekerja sama. Kerja sama adalah bekerja untuk menyelesaikan pekerjaan secara bersama-sama

2.Menumbuhkan rasa sosial.

     Gotong royong akan menumbuhkan rasa sosial dari setiap individu. Dengan adanya jiwa gotong royong, setiap individu akan tergerak untuk membantu orang lain yang sedang terkena musibah. Contohnya adalah ketika ada salah satu daerah di Indonesia yang sedang terkena tsunami. Warga Indonesia dari daerah lain akan langsung ikut membantu. Bantuan yang dikirim bisa berupa uang, makanan, dan juga baju bersih. Selain itu, beberapa lembaga pemerintah akan terjun langsung untuk mengevakuasi dan juga membuat tempat perlindungan sementara. Hal ini membuktikan bahwa gotong royong akan memberi manfaat dan menumbuhkan rasa sosial dari setiap individu. Selain membantu secara finansial, hal ini juga akan mengurangi kesedihan dari korban bencana

3.Memupuk persatuan dan kesatuan.

      Gotong royong bermanfaat untuk memupuk persatuan dan kesatuan pada warga Indonesia. Setiap orang membutuhkan orang lain dihidupnya. Oleh karena itu, persatuan dan kesatuan dalam Negara Indonesia sangat dibutuhkan. Memupuk persatuan dan kesatuan dapat dilakukan dengan bergotong-royong. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan dengan gotong royong, orang-orang akan merasakan tanggung jawab dan juga saling membutuhkan satu sama lain. Biasanya, gotong royong dipupuk sejak ada di lingkungan masyarakat. Setiap sekali dalam satu bulan diadakan kerja bakti pembersihan lingkungan.

Sabtu, 16 Mei 2015

Where do you want to go?

i want to go to Dubai , its  beautiful country.
Why i want to go to Dubai?



Jetty in Dubai Marina in the evening


Weather
Aside from the recent cloud seeding that had everyone including the weatherman confused, you can’t argue with more than 300 days of beautiful sunshine a year. Whether I actually spend endless weekends outside or not, I like the fact that it’s sunny and that I can lie at the pool or go to a beach whenever I like. It’s pretty good for my mood too.
Travel
The Middle East is so well situated that flying anywhere in the world is far easier than it is from most other regions. And Dubai is so geared for travelling, that popping down to the airport for a quick trip feels as easy as going to the local supermarket.
Airlines
Along with that, the region has some of the best airlines in the world. Emirates, Etihad and Qatar are all first class airlines and make travelling a pleasure.
Cosmopolitan Crowd
If you’ve never been to Dubai you wouldn’t believe how cosmopolitan the city is. You can go to most dinner parties and everyone around the table will be from a different country, often with parents of different nationalities and a childhood spent in exotic locations. So unless you’re a real introvert, chances are your group of friends is from all over the world, and that in itself makes life in this city fascinating.
Jetty Lounge beach bar One & Only Royal Mirage hotel Dubai UAE
Coastal Vibe
The city of Dubai has literally risen from the desert over the past few years. It is now more city than sleepy fishing village or pearl diving post. Yet somehow, when you live here, it still has that laid-back coastal vibe to it. Once you descend from the tower blocks, you feel like you’re living in a (very sophisticated) coastal town. It’s not too small, or too big (yet).
Beaches & Yachts
Keeping with that sophisticated coastal town vibe, most residents in this city like to do things in style. So along with a few stunning beach bars, there are also plenty of great beach clubs and more than a handful of companies that rent out private yachts. So spending a stylish day out in the sun is very easy and does make weekends that much more enjoyable.
Safety
Overall Dubai is a pretty safe place to live and raise children. And relative to most other countries in the region, it’s way more stable. Just ask the millions of regional expats that live here. So when it comes to planning a family that makes a big difference.
Dubai’s Ruler
Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum is undoubtedly a visionary leader and very passionate about wanting the best for his people. It’s hard to fault that. He’s also pretty cool. He drives himself around, is genuinely liked and respected by locals and expats alike. And somehow he still finds time to take part in desert horse races. I don’t see many other leaders doing that.
Open Space
The desert is obviously a beautiful part of Dubai, and being able to simply drive into it and camp is a real luxury for people. But just having lots of open space is a luxury too. The city doesn’t feel overcrowded or overwhelming, and that helps with its relaxed vibe.
Sun setting in the desert in Dubai UAE
No Tax
What’s not to like about this one? More money in my pocket means more travel.
Signature Restaurants
OK it isn’t London, New York or Paris, but slowly the city is developing a great foodie scene. The Michelin Star chefs all like to open signature restaurants here, and some homegrown stars are beginning to emerge. So we’re starting to get a taste of the best from all over the world, which isn’t bad for a small city in the desert. To top it off, Zuma and Le Petit Maison have recently been ranked in the world’s top 100 restaurants for the second year running.
Dream Cars
Luxury cars are dime a dozen here. Every second one is a Rolls, Bentley, Ferrari or some other customised marque. It does make for pretty viewing, but the good thing is that overall, cars are comparatively affordable here and filling the tank is ridiculously cheap. That means you’re more likely to upgrade to the luxury car you’ve always wanted.
Bentley car at polo game Dubai polo club
Luxury Shopping
Dubai is a shopping mecca. It has the world’s biggest mall, plans for an even bigger one, and dozens of other designer stores and souks. The city wants the best, so they encourage the world’s best stores and top designers to open up here. And there’s plenty of cool homegrown talent that’s starting to emerge too.
Snow Skiing
Dubai has some quirky places, like Ski Dubai where you can snow ski any time of year. Yes it’s bizarre, but that’s what makes it amazing. And it’s a pretty cool place to practice skiing or snowboarding too.
Indoor snow ski slope Mall of the Emirates Dubai UAE
Thinking Big
I love the fact that Dubai’s leaders think big. Burj Khalifa, the world’s tallest building (for now) and Palm Jumeirah are engineering marvels, and are very cool too. I love the idea that anything is possible here. It’s a much better mindset than the negativity you often hear in other cities.
Final Word
As I said, every city has its good and its bad, and you will find something to moan about wherever youvisit.

 





2. Pink Beach (Tangsi Beach), a Remote but Stunning Beach in Lombok

I'd love to go to beach.
Pink Beach or Tangsi Beach got the name from the color of the beach sand. The sand has pink color, making it distinguish than any other beaches. Most beaches usually have white or black color sand. Tangsi is one of the most interesting tourist destinations in Lombok. Apart from its pink color sand, the beach has attractive panorama that make everyone want to stay longer in the beach when they visit it. The beach is actually beautiful, however, the location is too remote and the infrastructure is inadequate. The government should pay attention for the development of the beach. Developing infrastructure will attract more tourists to visit the beach. Then, the regional revenue will increase.
Location
          Tangsi Beach is situated in Jerowaru District, East Lombok Regency, Mataram, West Nusa Tenggara. You will need about two and a half an hour driving from Mataram. As previously mentioned, the infrastructure around the beach is inadequate. It is quite difficult for a car to reach the beach. Many part of the roads are damaged. However, once you have arrived at the beach, you’ll be amazed by the beauty of the beach. Especially, the pink color makes the beach look stunning. The pink color of the beach was said to derive from the fractions of coral reefs, named Homtrema rubrum, which mixed with white sand of the beach.   
Activities
          When you come to Pink Beach, you can do many activities, especially water activities. Water activities in the beach are fun and exciting, like snorkeling, fishing, diving or surfing. Snorkeling will allow you to learn more about the underwater life of the beach. You must bring your own equipment if you want to do this activity. No rental activity is found in the beach. You can also swim in the edge of the beach. The clear and clean water is safe for you to swim at any time. Another challenging activity you can do in the beach is water sports, like sea kayak. Sea kayak will be fun, and you will have a challenging experience when you choose this activity. 
Accommodations
 
          When you come to Pink Beach, you will not find complete facilities. There are only few fishermen offering their boat to cross the beach into the small island near the beach. However, you can find some people offer you various drinks. But what about hotels or lodges? You will not find any near the beach. The best way when you visit the beach is to come as early as possible, and then go back to town in the afternoon. You better find a hotel or a lodge in Mataram. Mataram provides a wide range of hotel, from budget to splurge rate. Depending on your budget, select a hotel with affordable rate for you.   
          Visiting Tangsi is recommended for you who love adventure. The nature and the beach offer you incredible views. You can snap interesting objects around the beach. That is why, don’t forget to brink a camera when you visit Tangsi Beach.